Alam
sekitar dengan aneka gejala yang tampak, telah memancing rasa ingin tahu
manusia. Rasa ingin tahu tersebut mendorong manusia untuk bertanya.
Misalnya
bagaimana terjadinya hujan? Mengapa pelangi muncul di angkasa? Apakah penyebab
terjadinya gerhana bulan? Dan seterusnya.
Rasa
ingin tahu manusia itu akan terpuaskan bila sudah memperoleh jawaban yang
benar. Orang yang telah mengetahui suatu objek secara benar, berarti dia telah
memperoleh suatu pengetahuan.
Pengetahuan
yang dimiliki manusia ternyata beragam dan cenderung berbeda-beda. Misalnya,
seseorang mengetahui bahwa tetangganya memelihara ayam, kantor kepala desa
dicat biru,
pembuatan
SIM dilakukan di kantor Satlantas Polres setempat, atau komputer dapat
digunakan untuk mengetik naskah dengan rapi.
Pengetahuan
semacam ini disebut pengetahuan alam atau pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan
yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari tanpa dituntut untuk
mengetahui seluk beluknya secara mendalam.
Selain
pengetahuan awam, manusia juga memiliki pengetahuan tentang suatu objek secara
luas dan mendalam. Inilah yang disebut pengetahuan ilmiah.
Untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah, objek
perlu
diselidiki dengan langkah-langkah sistematis yang dikenal sebagai metode
ilmiah.
Contoh
lain lahirnya pengetahuan ilmiah adalah seperti yang dilakukan Thales (624–548
SM). Ilmuwan dari Yunani ini ingin mengetahui apakah bulan dan bintang
memancarkan cahaya sendiri.
Thales
melakukan serangkaian pengamatan terhadap dua objek tersebut. Berdasarkan
pengamatannya, Thales menyimpulkan bahwa bintang memancarkan cahaya sendiri,
sedangkan bulan hanya memantulkan cahaya matahari.
Kebenaran
pengetahuan yang dirumuskan seseorang akan diuji oleh orang lain melalui
pengamatan terhadap objek yang sama. Hasil pengamatan itu lalu dibandingkan
dengan pengetahuan yang sudah ada, kemudian ditarik kesimpulan. Melalui
prosedur ini, kebenaran suatu pengetahuan akan teruji.
Demikian
proses kelahiran suatu ilmu pengetahuan. Berawal dari rasa ingin tahu, manusia
melakukan upaya untuk mengetahuinya.
Hasil
upaya itu disampaikan kepada masyarakat, kemudian dibuktikan kebenarannya oleh
orang lain. Penyempurnaan itu melahirkan kebenaran universal.
Jadi,
ilmu menurut Soerjono Soekanto (1989) dapat dimaknai sebagai kumpulan
pengetahuan yang disusun secara sistematis, yang diperoleh dari aktivitas
berpikir manusia melalui metode tertentu yang kebenarannya
dapat diuji secara kritis oleh orang lain.
Metode tertentu dalam menemukan
pengetahuan ilmiah disebut metode ilmiah.
0 Response to "Contoh dan Pengertian Ilmu Pengetahuan "
Posting Komentar