Sistem
mocopat adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada pembagian empat penjuru
arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Sistem mocopat dikaitkan
dengan pendirian bangunan, pusat kota atau pemerintah (istana), alun-alun, tempat
pemujaan, pasar, dan penjara.
Peletakan
bangunan tersebut dibuat skema bersudut empat di mana setiap sudut mempunyai
kemampuan dan kekuatan secara magis. Itulah sebabnya mengapa setiap desa pada
zaman kuno selalu diberi sesaji pada waktu-waktu tertentu, bahkan hari pasaran
menurut perhitungannya juga dikaitkan dengan sistem mocopat, yaitu:
1)
arah barat diletakkan pon jatuh hari Senin dan Selasa,
2)
arah timur diletakkan legi jatuh hari Jumat,
3)
arah selatan diletakkan pahing jatuh hari Sabtu dan Minggu,
4)
arah utara diletakkan wage jatuh hari Rabu dan Kamis, dan
5)
arah tengah diletakkan kliwon jatuh hari Jumat dan Sabtu.
Jadi
pola susunan masyarakat mocopat merupakan suatu kepercayaan dalam menata dan
menempatkan suatu bangunan yang bersudut empat, dengan susunan ibu kota pusat
pemerintahan terdapat alun-alun di sekitar istana, serta ada bangunan tempat pemujaan,
pasar, dan penjara. Di daerah Tuban, Jawa Timur di masa dahulu masih terdapat
model desa penenun sebagai berikut.
1) Pusat
desa lama terdapat di tengah desa (dikelilingi desa) di dalamnya terdapat rumah
kepala desa, rumah pencelupan kain, dan rumah ulama.
2)
Pusat
administrasi berada di belakang rumah kepala desa.
3)
Kemudian
dikelilingi desa-desa mocopat yang membentuk lingkaran mengelilingi pusat desa
tersebut.
0 Response to "Arti dan Contoh Sistem Mocopat dalam Ilmu Sejarah"
Posting Komentar