Di antara adab bertamu
sebagai berikut.
a. Memilih Waktu yang
Tepat
Jika
ingin bertamu ke rumah teman atau saudara, Anda harus memilih waktu yang tepat
untuk bertamu.
Jangan
bertamu pada jam istirahat. Misalnya bertamu terlalu larut malam atau tengah
hari. Waktu-waktu tersebut merupakan waktu istirahat.
Bertamu
pada jam istirahat dapat mengganggu istirahat tuan rumah. Bertamulah ketika
tuan rumah sedang bersantai.
b. Memperbaiki Niat
Niat
merupakan landasan dasar dalam berbuat atau beramal. Niatkan kedatangan Anda
bertamu sebagai sarana menjalin silaturahmi selain menunaikan tujuan bertamu.
Dengan
demikian, Anda akan mendapatkan pahala sebagai bekal kehidupan di akhirat. Selain
itu, tujuan Anda bertamu juga dapat terlaksana dengan baik
c. Memberitahukan
Perihal Kedatangannya
Sebelum
bertamu ada baiknya Anda memberi kabar kepada tuan rumah. Hal ini karena tidak
setiap saat seseorang dapat menerima tamu.
Jika
tuan rumah sedang sibuk, Anda dapat membatalkan kedatangan Anda. Kadang tuan
rumah hanya memiliki waktu sebentar sehingga tidak dapat menjamu tamu dengan
baik. Memberitahukan perihal kedatangan dapat meminimalisasi terjadinya hal
tersebut.
Ada
beragam cara yang dapat dilakukan untuk mengonfirmasi rencana kedatangan Anda.
Anda dapat mempergunakan telepon, surat, email, dan berbagai cara lain.
d. Meminta Izin Masuk
Sebelum
masuk ke rumah orang lain Anda harus meminta izin. Anda dapat mengetuk pintu
kemudian mengucap salam. Islam melarang umatnya masuk ke rumah orang lain tanpa
izin. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang
demikian itu lebih baik bagimu,
agar
kamu (selalu) ingat. (Q.S. an-Nu-r [24]: 27) Surah an-Nu - r [24] ayat 27 menjelaskan
larangan memasuki rumah orang lain tanpa izin kepada pemiliknya.
Jelaslah
sudah bahwa Anda harus meminta izin kepada pemilik jika ingin memasuki rumah
orang lain. Meminta izin kepada tuan rumah dimaksudkan agar tuan rumah siap
menerima tamu.
Selain
itu, mungkin saja di dalam rumah terdapat rahasia yang tidak boleh diketahui orang
lain.
Jika
kita memasuki rumah orang lain tanpa izin, mungkin saja tuan rumah belum siap
atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menerima tamu.
Bagaimana
jika kita sudah mengetuk pintu dan mengucap salam, tetapi tidak ada sahutan
dari penghuninya?
Artinya:
Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk
sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, ”Kembalilah!” Maka
(hendaklah) kamu kembali.
Itu
lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. an-Nu-r
[24]: 28) Jika orang yang hendak bertamu telah mengucap salam tetapi tidak ada
sahutan dari tuan rumah, Allah melarang orang tersebut untuk masuk.
Setelah
mengetuk pintu dan mengucap salam sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban,
sebaiknya Anda kembali. Jika ada jawaban tetapi tuan rumah menyuruh Anda untuk
kembali (pulang), kembalilah.
Hal
tersebut lebih baik bagi orang yang hendak bertamu. Tuan rumah yang menyuruh
tamunya kembali tentu memiliki alasan.
Mungkin
saja tuan rumah sedang tidak ingin diganggu atau ada pekerjaan yang tidak dapat
ditinggalkan. Islam memperbolehkan umatnya memasuki rumah yang tidak berpenghuni
jika ada keperluan di dalamnya.
Apakah
kita harus meminta izin? Jika rumah yang akan dimasuki adalah rumah yang tidak
berpenghuni, tetapi terdapat keperluan di dalamnya kita boleh masuk ke
dalamnya.
Akan
tetapi, jika rumah kosong tersebut ada pemiliknya dan masih dapat dihubungi
sebaiknya Anda meminta izin untuk memasukinya. Allah Swt. berfirman seperti
berikut.
Artinya:
Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni, yang di dalamnya ada
kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu
sembunyikan. (Q.S. an-Nu - r [24]: 29)
e. Memperkirakan Lama
Waktu Bertamu
Ketika
bertamu sebaiknya Anda tidak lupa waktu. Bertamu sebaiknya tidak terlalu lama.
Bertamu dalam waktu yang terlalu lama dapat mengganggu aktivitas tuan rumah.
Mungkin
saja tuan rumah masih memiliki keperluan lain yang tidak dapat dikerjakan
ketika Anda masih bertamu. Oleh karena itu, batasi waktu untuk bertamu agar tidak
mengganggu tuan rumah.
f. Berwajah Ceria dan
Bertutur Kata Lembut
Seseorang
yang bertamu harus berwajah ceria. Wajah yang muram dapat mengganggu suasana
pertemuan. Selain itu, Rasulullah saw.
mengajarkan
umatnya untuk melakukan kebaikan-kebaikan meskipun kecil. Misalnya menemui
saudara atau orang lain dengan wajah ceria.
Oleh
karena itu, bertamulah ke rumah teman atau saudara dengan wajah yang ceria.
Selain itu, ketika bertamu Anda juga harus bertutur kata yang sopan.
0 Response to "Jenis, Contoh dan Macam-Macam Adab Bertamu Versi Islam"
Posting Komentar