Sebanyak
7.000 guru akan dikirim ke 93 kabupaten daerah 3 T (terdepan, terluar,
tertinggal). Mendikbud Anies Baswedan memberi semangat agar para guru muda ini
memberikan insiprasi agar muncul generasi muda yang cerdas.
"Yang
sekarang kita butuhkan anak-anak yang datang ke sana untuk mengajar, mendidik,
dan menginspirasi. Jangan berpikir hanya menjadi guru. Namanya menjadi guru
tapi perannya sebagai inspirator," kata Mendikbud Anies, di kantornya, Jl
jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).
Sebanyak
7.000 Guru Garis Depan yang direkrut tahun ini dikirim ke 93 kabupaten yang
tersebar di 28 provinsi di seluruh Indonesia. Sebelumnya ada 1.000 Guru Garis
Depan tahun 2015 yang direkruit sehingga tahun ini jumlahnya meningkat. Pada
bulan September guru-guru ini akan dikirim ke tempat mereka ditugaskan.
Dalam
acara ini telah ditandatangani MoU antara Kemendikbud dengan bupati daerah 3T
tentang pengadaan calon pegawai negeri sipil guru garis depan tahun 2016. Diantara
bupati yang hadir adalab bupati Sorong, bupati kabupaten Nias Provinsi Sumut,
bupati Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bupati kabupaten Bengkalis Provinsi
Riau, dll.
Anies
mengakui bahwa guru-guru yang dikirim ke daerah 3T memang memiliki kendala yang
berat seperti medan, ketersediaan listrik, infrastuktur yang menantang. Akan
tetapi, Anies berpesan bahwa guru-guru tersebut berperan dalam pencerdasan
generasi muda sehingga pengetahuan pun masuk ke dalam tempat-tempat yang
ditugaskan.
"Jadi
bukan sekedar program ini dari tempat yang sama ke tempat yang sama tapi
membuat tenun menjadi satu. Kita semua termasuk yang beruntung karena kita
berinteraksi dengan ragam etnik dan budaya, tapi jutaan orang Indonesia lain
yang tidak pernah berinteraksi," ujar Anies.
Kemudian
dia mencontohkan sebuah perumpamaan bila guru-guru tersedia di daerah 3T
seperti layaknya minimarket, maka ia banyak anak muda yang mendapat pendidikan.
Tugas Guru Garis Depan ini nantinya tidak sekadar mengajar karena mempererat
persaudaraan yang terjalin yang berasal dari beda-beda daerah.
"Ini
seperti benang yang merajut tenun kebangsaan mereka di create. Mereka merajut
NKRI dan mengajar ke tempat-tempat. Membuat rumah baru, saudara baru bukan
sekadar mengajar, tapi mempererat tenun.
Meningkatnya
jumlah Guru Garis Depan ini karena Indonesia memiliki kebutuhan yang besar di
daerah terpencil. Anies berharap bahwa guru yang dikirim ke daerah 3T tidak
berkecil hati.
"Ini
kan putra daerah karena kita kan putra nasional. Putra Indonesia dari Minang
bertugas ke Kalbar. Kita ingin kesempatannya sama. Memang ada guru-guru honorer
bisa mengikuti progtam ini juga dan kita harap program ini tidak selesai tahun
ini. Justru yang kita ingin kan dari guru kita pada intinya lintas wilayah dan
bisa jd pererat di tempat baru, meski perlu penyesuaian," kata Anies. (rvk/rvk)
0 Response to "Penempatan Guru Garis Depan / GGD Tahun 2016 Dikirim Ke 93 Kabupaten di 28 Provinsi se-Indonesia"
Posting Komentar