Portalpelajaranlengkap - Simpulkan apa yang dimaksud dengan
sanitasi dalam industri pangan ?
Apa
saja Prinsip Sanitasi itu?
Sanitasi
merupakan hal penting yang harus dimiliki industri pangan dalam menerapkan Good
Manufacturing Practices (GMP).
Sanitasi
dilakukan sebagai usaha untuk mencegah penyakit/kecelakaan dalam mengkonsumsi
pangan yang diproduksi, dengan cara menghilangkan atau mengendalikan
faktor-faktor di dalam pengolahan pangan yang berperan dalam pemindahan bahaya
(hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan, pengemasan dan penggudangan
produk, sampai produk akhir didistribusikan.
Tujuan
diterapkannya sanitasi di industri pangan adalah untuk menghilangkan kontaminan
dari makanan dan mesin pengolahan makanan serta mencegah kontaminasi kembali.
Manfaat
yang dapat diperoleh dari pengaplikasian sanitasi pada industri bagi konsumen
adalah bahwa konsumen akan terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena
keracunan makanan.
Sementara
itu, bagi produsen dapat meningkatkan mutu dan umur simpan produk, mengurangi
komplain dari konsumen, dan mengurangi biaya kembalian (Thaheer, 2005).
Program
sanitasi dijalankan sama sekali bukan untuk mengatasi masalah kotornya
lingkungan atau kotornya pemrosesan bahan, tetapi untuk menghilangkan
kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan makanan serta mencegah terjadinya
kontaminasi kembali.
Kontaminasi
yang mungkin timbul berasal dari pestisida, bahan kimia, insekta, tikus dan
partikel-partikel benda asing seperti kayu, metal, pecahan gelas dan lain-lain,
tetapi yang terpenting dari semuanya adalah kontaminasi mikroba.
Keberhasilan
suatu proses sterilisasi panas tergantung dari jumlah awal mikroorganisme dalam
produk pangan pada saat proses pemanasan (sterilisasi ataupun pasteurisasi)
tersebut dimulai, semakin kecil semakin baik.
Sanitasi mempunyai
tiga prinsip, yaitu :
1)
Bersih secara fisik
2)
Bersih secara kimiawi
3)
Bersih secara mikrobiologi
Makanan
yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk
dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, antara lain yaitu:
1)
Berada
dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2)
Bebas
dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3)
Bebas
dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktivitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan
karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4)
Bebas
dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh
makanan (food borne illness).
Apa
peran Bakteri Indikator Sanitasi Escherichia Coli dan Coliform?
Dalam
bidang mikrobiologi pangan, dikenal istilah bakteri indikator sanitasi. Bakteri
indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan
bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia.
Pada
umumnya bakteri tersebut lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Ada tiga
jenis bakteri indikator sanitasi yaitu Escherichia coli, kelompok Streptococcus
(Enterococcus) fekal dan Clostridium perfringens..
Bakteri
yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah E. coli, karena
bakteri ini merupakan bakteri komensal pada usus manusia. Pada umumnya bakteri
ini bukan patogen penyebab penyakit.
Untuk
itu pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga
dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan
medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri.
Sedangka
dua jenis bakteri lainnya jarang digunakan dalam pengujian karena bakteri C
perfringens yang merupakan bakteri gram positif pembentuk spora yang sering
ditemukan dalam usus manusia.
Meskipun
demikian, bakteri ini jarang digunakan sebagai indikator sanitasi karena metode
pengujiannya kurang spesifik, kadang-kadang ditemukan di luar usus manusia
seperti pada tanah, debu, lingkungan dan sebagainya.
Bakteri
ini juga termasuk patogen asal pangan (foodborne pathogens) yang dapat
menyebabkan keracunan. Kelompok Streptococci fekal merupakan bakteri gram positif
bukan pembentuk spora yang ditemukan dalam usus manusia.
Akan
tetapi Streptococci fekal relatif tidak banyak diujikan sebagai indikator
sanitasi karena beberapa spesiesnya ditemukan di luar usus manusia (S. equinus
pada usus kuda, S. bovis pada sapi).
Korelasinya
dengan terdapatnya patogen tidak dianggap bagus. Meskipun demikian bakteri ini
baik digunakan sebagai indikator sanitasi apabila jarak pengambilan sampel dan
laboratorium pengujian cukup jauh karena relatif lebih tahan berada di dalam air
ketimbang Escherichia coli.
E.
coli biasa digunakan untuk pengujian karena tidak membahayakan dan relatif
tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang
notabene bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri.
Keberadaan
E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan
ditemukannya patogen pada pangan. E. coli adalah bakteri gram negatif berbentuk
batang yang tidak membentuk spora yang merupakan flora normal di usus.
Jadi
adanya E. coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum tersebut pernah
terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh
karenanya standar air minum mensyaratkan E. coli harus tidak ada dalam 100 ml.
0 Response to "Macam-Macam Prinsip Sanitasi Dalam Industri Pangan"
Posting Komentar