Portalpelajaranlengkap
- Zat ini selalu dicampur dengan deterjen dalam suasana asam, oleh karena itu,
cocok digunakan bila diperlukan pembersihan yang bersifat asam. Daya kerjanya
cepat dan mempunyai aktivitas yang luas terhadap mikroorganisme.
Biasanya
diperlukan larutan yang kadarnya 25-50 mg iodium/l pada pH 4 untuk disinfeksi
permukaan yang bersih. Aktivitasnya akan hilang apabila ada zat organik.
Iodosphor
memberikan tanda yang dapat dilihat apabila keefektifan berkurang karena warna
yang hilang bila jumlah iodium turun hingga ke tingkat yang tidak efektif.
Pada
konsentrasi normal senyawa ini tidak bersifat racun tetapi dapat menambah
jumlah iodium yang dikonsumsi. Mempunyai sedikit bau dan rasa, tetapi bila
dicampur dengan zat yang ada dalam makanan akan mewarnai makanan.
Dapat
bersifat korosif terhadap logam, tergantung dari formulasinya dan sifat
permukaan yang disinfeksi. Oleh karena itu, harus dibilas dengan air setelah
penggunaan.
Mekanisme
kerja antibakteri dari yodium belum dipelajari secara terinci. Pada umumnya,
yodium dan asam dipoyodium merupakan senyawa aktif dalam menghancurkan mikroba.
Senyawa
yodium utama yang digunakan untuk sanitasi adalah larutan-larutan yodofor
alkohol-yodium dan larutan yodium cair.
Kedua
larutan tersebut umumnya digunakan sebagai desinfektan kulit. Yodofor mempunyai
manfaat yang besar untuk pembersihan dan desinfeksi peralatan dan
permukaan-permukaan dan sebagai antiseptik kulit. Yodofor juga digunakan dalam
penanganan air.
Bila
unsur yodium dibuat kompleks dengan senyawa non ionik aktif permukaan seperti
kondensat nonilphenol-etilen desida atau suatu carrier seperti
polivinilpirolidon, kompleks larut air yang dikenal sebagai yodofor, akan
terbentuk.
Yodofor,
bentuk senyawa yodium yang paling populer saat ini, mempunyai aktivitas
bakterisidal yang lebih besar di bawah kondisi asam.
Dengan
demikian, senyawa- senyawa ini sering dimodifikasi dengan asam fosfat. Yodofor
yng dibuat kompleks dengan surfaktan dan asam membeikan sifat-sifat deterjen
sehingga kompleks ini mempunyai sifat deterjen-sanitaiser.
Senyawa-
senyawa ini mempunyai sifat deterjen-sanitaiser. Senyawa- senyawa ini
bakterisidal dan bila dibandingkan dengan suspensi air dan alkoholik dari
yodium, mempunyai kelarutan yang tinggi, dalam air, tidak berbau da tidak
iritatif terhadap kulit.
Untuk
mempersiapkan kompleks surfaktan-yodium, yodium ditambahkan pada pada surfaktan
nonionik dan dipanaskan hingga 55-65oC untuk memperkuat larutan yodium dan untuk
menstabilkan produk akhir.
Reaksi
eksoteranik antara yodium dan surfaktan menghasilkan kenaikan suhu tergantung
pada jenis surfaktan dan nisbah surfaktan dengan yodium.
Bila
kadar yodium tidak melebihi batas melarutkan dari surfaktan, produk akhir akan
dapat larut dalam air sempurna.
Perilaku
kompleks surfaktan-yodium berdasrkan pada kesetimbangan R + I2 R1 + HIPOKLORIT,
dimana R mewakili surfaktan.
Penghilangan
iodida yang terbentuk oleh oksida yodium akan bertanggung jawab terhadap
sisposisi lebih lanjut dari klorin, yang mungkin disebabkan karena peningkatan
odinasi dari surfaktan.
Jumlah
yodium bebas akan menentukan aktivitas yodofor. Surfaktan yang ada tidak
menentukan aktivitas yodofor tetapi dapat mempengaruhi sifat-sifat baktersidal
dari yodium.
Spora-spora
lebih tahan terhadap yodium daripada sel-sel vegetatif dan waktu kontak
mematikan kira-kira 10-1000 kali lebih lama daripada untuk sel yodium. Sama
efektifnya dalam menginaktifkan sel-sel vegetatif, tetapi yodium tidak
seefektif khlorin dalam menginaktifasi spora.
Sanitaiser
tipe yodium lebih stabil dengan adanya bahan organik daripada senyawa- senyawa
khlorin. Oleh karena kompleks yodium stabil pada pH yang sangat rendah, senyawa
ini dapat digunakan pada konsentrasi yang sangat rendah (6.25 ppm) dan
digunakan pada 12.5-25 ppm.
Sanitaiser
yodium lebif efektif daripada sanitaiser lain terhadap virus. Hanya dibutuhkan
6.25 ppm untuk lolos dari uji Chamber dalam waktu 30 menit. Senyawa- senyawa
yodium non selektif dapat mematikan sel-sel vegetatif dan spora-spora seta
virus.
Sanitaiser
yodofor digunakan pada konsentrasi yang direkomendasikan, biasanya 50-70 mg/l
yodium bebas dan menghasilkan pH 3 atau kurang dalam air dengan kesadahan
alkali sedang.
Pengenceran
berlebihan dari yodofor dengan air yang sangat alkali dapat sangat mempengaruhi
efiseiensinya karena keasamannya dinetralkan.
Dalam
bentuk paket, formula yodofor mempunyai masa simpan yang panjang. Akan tetapi,
yodium dapat hilang dari larutan dengan penguapan. Susut ini cepat terjadi
terutama bila suhu larutan melebihi 50°C karena yodium cenderung untuk
menyublim.
Yodium
dapat diserap oleh benda-benda plastik dan karet dari heat exchanger dengan
menyebabkan timbulnya warna.
Pewarnaan
oleh yodium dapat menguntungkan karena kebanyakan cemaran organik dan mineral
akan berwarna kuning, dengan demikian menunjukkan lokasi di mana pembersihan
tidak cukup.
Warna
merah dari larutan yodium memberikan bukti visual adanya sanitasi, tetapi
intensitas warna bukan merupakan penunjuk konsentrasi yodium yang handal.
Karena
larutan yodofor bersifat asam, larutan ini akan mencegah akumulasi mineral,
bila digunakan secara teratur. Deposit mineral tidak dihilangkan dengan
aplikasi sanitaiser yodium.
Bahan
organik (terutama susu) menginaktifkan yodium dalam larutan yodofor dengan
memucatkan warna merahnya. Hilangnya yodium dari larutan ringan kecuali bila
terdapat cemaran organik dalam jumlah banyak.
Oleh
karena hilangnya yodium meningkat selama penyimpanan, larutan ini harus
diperiksa dan diatur sesuai dengan kekuatan yang dibutuhkan.
Senyawa-senyawa
yodium harganya lebih mahal daripada khlorin. Kerugian senyawa-senyawa yodium
adalah senyawa ini mudah menguap pada suhu 50oC dan sangat peka terhadap
perubahan-perubahan pH.
Sanitaiser
yodium efektif untuk sanitasi tangan karena senyawa ini tidak mengiritasi
kulit. Senyawa-senyawa ini terutama direkomendasi untuk pekerjaan-pekerjaan
pencelupan tangan dalam pabrik makanan dan sering digunakan pada peralatan
penanganan makanan.
Yodofor
terdiri dari campuran yodium dengan surfaktan yang larut (biasanya non ionik,
walaupun surfaktan anionik dan kationik dapat digunakan) yang bertindak sebagai
pembawa yodium; yodium ini yang memberikan aktivitas bakterisidal.
Oleh
karena itu yodofor dapat disebut sebagai sanitaiser-sterilizer walaupun daya
deterjennya tergantung pada jumlah surfaktan dalam campuran. Bila yodofor
digunakan sebagai desinfektan maka surfaktan yang ditambahkan harus lebih
banyak untuk meningkatkan daya deterjennya.
Walupun
yodofor kurang dipengaruhi oleh perubahan pH daripada QACs, pada praktiknya
suatu komponen asam, biasanya asam phosphat, ditambahkan pada yodofor untuk
menurunkan pH larutan. Hal ini disebabkan karena yodofor paling aktif dalam
kisaran pH 3-5 dan buffer asam fosfat dalam kisaran ini.
Yodofor
memberikan efek mematikan dengan cepat terhadap suatu spektran luas bakteri dan
menyerupai hipoklorit dalam hal ini, tetapi senyawa-senyawa ini juga
mempertahankan aktivitas yang cukup dengan adanya buangan organik dengan pH
tidak lebih dari 4 dan kuantitas limbah tidak berlebihan, tetapi yodofor, lebih
kurang aktif terhadap spora-spora daripada hipoklorit.
Yodofor
mahal dan oleh karena itu tidak banyak digunakan; tetapi senyawa-senyawa ini
tidak korosif, tidak mengiritasi, tidak toksik dan sedikit berbau tetapi harus
dibilas dengan baik setelah penggunaan.
Beberapa
bahan-bahan plastik dapat mengabsorbsi yodium dan menjadi berubah warnanya bila
terkena senyawa-senyawa ini; karet juga cenderung mengabsorbsi yodium sehingga
waktu kontak yang lama yodofor harus dihindarkan untuk mencegah kemungkinan
pengkaratan pada makanan.
Salah
satu keuntungan dari yodofor adalah senyawa-senyawa ini tidak dipengaruhi oleh
garam-garam air sadah. Stabil dalam bentuk pekat walaupun dengan penyimpanan
yang lama pada suhu kamar yang tinggi masih mungkin terjadi kehilangan
aktivitas.
Yodofor
terutama digunakan dalam industri susu, di mana untuk menambah daya
bakterisidalnya, asam fosfat berguna dalam mengatur batu susu (milk stone); yodofor
juga digunakan dalam industri bir.
Dalam
sistem CIP mungkin terbentuk busa sehingga perlu ditambahkan surfaktan dengan
pembentukan busa yang mudah/rendah untuk keperluan ini ke dalam formulasinya.
Suhu
operasi hingga 50°C dapat digunakan dengan konsentrasi yodium bervariasi antara
10 dan 100 ppm.
0 Response to "Arti dan Contoh Yodofor "
Posting Komentar