Portalpelajaranlengkap
- Beberapa hal yang memungkinkan untuk
menjadi sumber kontaminasi pada industri pangan secara lebih rinci adalah :
1) Bahan baku mentah
Proses
pembersihan dan pencucian untuk menghilangkan tanah dan untuk mengurangi jumlah
mikroba pada bahan mentah. Penghilangan tanah amat penting karena tanah
mengandung berbagai jenis mikroba khususnya dalam bentuk spora.
2) Peralatan/mesin yang berkontak langsung
dengan makanan
Alat
ini harus dibersihkan secara berkala dan efektif dengan interfal waktu agak sering,
guna menghilangkan sisa makanan dan tanah yang memungkinkan sumber pertumbuhan
mikroba.
Peralatan pengolahan yang tidak dicuci bersih
seperti pisau (slicer), talenan, dan peralatan lain yang berhubungan langsung
dengan bahan pangan; juga peralatan saji seperti piring, gelas, sendok, botol
dan lain-lain dapat menjadi sumber kontaminan.
3) Peralatan untuk
sterilisasi
Harus
diusahakan dipelihara agar berada di atas suhu 75 - 760C agar bakteri
thermofilik dapat dibunuh dan dihambat pertumbuhannya.
4) Air untuk
pengolahan makanan
Air
yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan air minum. Jika menggunakan air
yang tidak berasal dari keran utama (misalnya dari tangki air yang tidak
bertutup di loteng), air tersebut dapat mengandung bakteri yang berbahaya
5) Air pendingin
kaleng
Setelah
proses sterilisasi berakhir, kalengnya harus segera didinginkan dengan air
pendingin kaleng yang mengandung disinfektan dalam dosis yang cukup. Biasanya
digunakan khlorinasi air sehingga residu khlorine 0,5 - 1,0 ppm.
6) Peralatan/mesin
yang menangani produk akhir (post process handling equipment).
Pembersihan
peralatan ini harus kering dan bersih untuk menjaga agar tidak terjadi
rekontaminasi.
7) Pekerja
Pekerja
yang menangani makanan dalam suatu industri pangan merupakan sumber kontaminasi
yang penting, karena kandungan mikroba patogen pada manusia dapat menimbulkan
penyakit yang ditularkan melalui makanan.
Sebagai
gambaran, manusia yang sehat saja mampu membawa mikroba seperti Eschericia
coli, Staphlococcus aureus, Salmonella, Clostridium perfringens dan Streptococi
(Enterokoki) dari kotoran (tinja).
Streptococi
umumnya terdapat dalam kulit, hidung, mulut, dan tenggorokan, serta dapat mudah
dipindahkan ke dalam makanan.
Manusia
sehat bisa menjadi pembawa mikroba-mikroba tersebut dikarenakan pola atau
kebiasaan tidak menjaga kebersihan diri sendiri.
Contoh
kongkrit yang sering terjadi adalah setelah pekerja yang mengunjungi kamar
kecil untuk buang air tidak mencuci tangan sampai bersih kemudian tangan
pekerja tersebut kontak dengan makanan
Contoh
lainnya, kebiasaan tangan pekerja yang tidak disadari selalu menggaruk kulit,
menggosok hidung, merapikan rambut, menyentuh atau meraba pakaian dan hal-hal
lain yang serupa merupakan andil yang besar dalam perpindahan kontaminan dari
manusia ke makanan.
Selain
bahaya biologis, manusia juga membawa bahaya fisik. Misalnya, rambut dan
perhiasan (cincin) pekerja yang tidak disadari jatuh ke dalam makanan.
8) Hewan
Sumber
kontaminasi yang kedua adalah berasal dari hewan. Hewan juga dapat menjadi
medium pertumbuhan dan penyebaran penyakit.
Pada
industri pangan yang menjadikan hewan sebagai bahan baku mereka, sangat penting
untuk melakukan pemeriksaan hewan tersebut.
Namun,
untuk sebagian besar industri pangan tidak menghendaki adanya hewan yang berada
di area pengolahan makanan.
Semua
hewan membawa debu, kotoran dan mikroba. Ini termasuk hewan peliharaan rumah
tangga seperti anjing dan kucing. Apabila hewan tersebut diizinkan berada di
dekat makanan, makanan itu dapat terkontaminasi.
a) Ternak Besar
Staphylococcus
aureus merupakan penghuni dari hidung, mulut, tenggorokan, dan kulit dari hewan
ternak. Akan tetapi sebagian besar yang terdapat adalah dalam bentuk koagulase
negatif sehingga tidak virulen potensial.
Selain
itu, Sterptokokifekal, Clostridium perfringens, Salmonella, dan coliform
merupakan penghuni alat pencernaan ternak.
b) Unggas
Unggas
adalah hewan yang mengandung Salmonella terbanyak termasuk galur-galur
patogenik terhadap manusia. Penyakit perut oleh Salmonella pada manusia,
kira-kira sebagiannya disebabkan oleh produk-produk unggas terutama telur.
Pada
telur yang sudah mengandung S. Typhimurium dapat menyebabkan penyakit typhus.
Kulit-kulit telur menjadi sumber Salmonella dan dapat mengkontaminasi isi
telur, bila kulit dan membrannya terluka atau bila telur dipecahkan.
Oleh
karena itu makanan yang mengandung produk-produk unggas perlu diperhatikan
secara khusus, misalnya dengan mencuci bersih telur yang akan digunakan.
Selain
Salmonella, unggas dapat merupakan sumber Staphylococcus aureus bila kulitnya
terluka dan terinfeksi oleh bakteri tersebut. Makin besar lukanya, penggandaan
Staphylococcus aureus makin banyak.
c) Hewan Peliharaan
Hewan-hewan
peliharaan seperti anjing dan kucing diketahui banyak mengandung Salmonella
yang diperoleh dari makanan anjing yang terkontaminasi. Oleh karena itu, hewan
peliharaan sebaiknya tidak berkeliaran di areal persiapan, pelayanan, dan
penyimpanan makanan.
Pekerja
yang telah memegang hewah harus mengganti baju dan mencuci tangannya dengan
baik sebelum menangani makanan.
Kontrol
terhadap Salmonella dalam makanan hewan peliharaan akan membantu mengurangi
salmonelosis pada hewan tersebut dan secara tidak langsung pada manusia.
d) Binatang Pengerat
Tikus
dapat mengkontaminasi makanan selama transportasi, penggudangan, dan dalam
ruang persiapan pangan. Tikus membawa organisme penyakit pada kulit dan atau
dalam alat pencernaan yang berasal dari makanan yang sudah terkontaminasi.
Salah
satu organisme penyakit tersebut adalah Salmonella yaitu S. typhimurium, S.
enteridis, dan S. newport. Kontrol terhadap tikus ini penting dan harus dijaga
dari tempat-tempat di mana makanan disimpan.
e) Serangga
Lalat
yang sering berdekatan dengan manusia dan paling sering ditemukan dalam pabrik
makanan adalah Musa domestica.
Tempat-tempat
berkembang biak lalat yang paling disukai adalah kuku hewan, kotoran manusia,
sampah, dan selokan.
Oleh
karena itu, kaleng-kaleng atau wadah-wadah sampah yang terbuka merupakan
ancaman bagi sanitasi yang baik. Lalat sering kali membawa organisme-organisme
penyakit dalam bagian-bagian mulut, pencernaan, kaki dan jari-jarinya.
Karena
serangga memakan kotoran-kotoran. Kesemuanya dapat mengandung patogen usus yang
berasal dari manusia maupun hewan, di antaranya Salmonella.
Oleh
karena itu sangat penting sekali bahan pangan dilindungi dari lalat. Kecoa juga
sering dijumpai dalam pabrik makanan. Hewan ini biasanya meninggalkan bau khas
pada benda dan mengotorinya dengan fases yang agak cair.
Kecoa
suka akan makanan berpati, keju, dan bir, tetapi juga memakan hewan-hewan mati,
kulit, dan kertas dinding. Kecoa sering mengkontaminasi makanan dan peralatan
dengan membawa kotoran-kotoran yang mengandung patogen pada kaki dan tubuhnya.
Nyamuk
dan ngengat sering terdapat pada tempat-tempat pengolahan makanan dan dapat
membawa organisme penyakit dan mengkontaminasi makanan. Hewan ini suka tempat
yang hangat.
0 Response to "Sumber Kontaminasi Industri Pangan Secara Rinci"
Posting Komentar